“Penentuan titik beku larutan”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
TRI INDAH FEBRIANI
Kelas XII.IPA4
Guru pembimbing : ZULMAHDI MUHI, S.Pd M.Pd
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGRI 1 SEKAYU
TAHUN AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kepada tuhan yang maha Esa, berkat Rahmat dan izinnya, kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ‘penentuan titik beku larutan’ Praktikum
ini bertujuan untuk Mengetahui titik beku larutan serta faktor yang
mempengaruhinya.
Terima
kasih tak terhingga kami ucapkan kepada guru pembimbing kami yang telah
memberikan praktikum ini.
Tak
lepas dari kekurangan, kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi karya yang lebih baik
dimasa mendatang.Besar harapan kami semoga makalah ini membawa manfaat
khususnya bagi kami dan bagi pembaca pada umumnya.
Sekayu
, November 2014
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Titik
beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya.
Titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni. Hal ini
disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya.
Jadi larutan akan membeku lebih lama dari pada pelarut. Setiap larutan memiliki
titik beku yang berbeda.
Titik
beku suatu cairan akan berubah jika tekanan uap berubah, biasanya diakibatkan
oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika cairan tersebut
tidak murni, maka titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).
Seperti
yang kita tahu bahwa titik beku pelarut murni berada pada suhu 0oC,
tapi dengan adanya zat terlarut misalnya saja kita tambahkan gula ke dalam air
tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC
lagi, melainkan akan turun menjadi dibawah 0oC, dan inilah yang
dimaksud sebagai “penurunan titik beku”.
B. Tujuan
Penelitian
1.
Untuk mengetahui pengaruh penambahan es
dan garam terhadap proses pembekuan suatu larutan
2.
Untuk membandingkan titik
beku air suling dan urea
C. Manfaat
Penelitian
1.
Mengetahui pengaruh penambahan
es dan garam terhadap proses pembekuan suatu larutan
2.
Mengetahui perbandingan titik
beku air suling dan urea
D. Rumusan
Masalah
1.
Apakah fungsi campuran butiran es dengan
garm dapur?
2.
Berapakh titiik beku air suling
dalam percobaan ini? Apakah lebih tinggi atauu lebih rendah dari nol ? jelaskan
mengapa dapat terjadi.!
BAB
II
LANDASAN
TEORIDAN HIPOTESIS
A.
Landasan Teori
Titik
beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair
ke padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 °C karena pada suhu itu
tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut
dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (Δ Tf = freezing
point depression). Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan
titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada
konsentrasi partikel dalam larutan.Oleh karena itu, penurunan titik beku
tergolong sifat koligatif.
Penurunan
titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan
dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku
pelarut murni seperti yang kita tahu adalah 00C dengan adanya zat
terlarut misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air maka titik beku
larutan ini tidak akan sama dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih
rendah di bawah 0oC itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku
yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut
menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku
akan berkurang).
Sifat
koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat
terlarut tettapi bergantung pada banyaknya jumlah partikel zat terlarut dalam larutan
(Syukri, 1999)
Terdapat
empat sifat yang berhubungan dengan larutan encer, atau kira-kira pada larutan
yang ada. Jadi, sifat-sifat tersebut tidak tergantung pada jenis terlarut.
Keempat sifat tersebut ialah penurunan tekanan uap, peningkatan titik didih,
penurunan titik beku, dantekanan osmotik yang semuanya dinamakan sifat-sifat
koligatif (Petrucci, 1987).
Titik
beku suatu zat cair adalah suhu di mana tekanan uap zat cair sama dengan
tekanan uap pelarut murninya. Titik beku normal air adalah 0oC yang
diukur pada tekanan 1 atm. Adanya zat terlarut mengakibatkan suatu pelarut
semakin sulit membeku, akibatnya titik beku larutan akan lebih rendah
dibandingkan dengan titik beku pelarut murninya. Selisih antara titik beku
larutan dengan titik beku pelarut murninya disebut penurunan titik beku
larutan.
∆Tf =
Tfo – Tf
Tf
= titik beku larutan
Tfº = titik beku pelarut murni
Tfº = titik beku pelarut murni
Titik beku tidak tergantung pada jenis
zat terlarut, tetapi tergantung pada konsentrasi atau jumlah partikel zat
terlarut dalam larutan. Semakin besar konsentrasi larutan, maka semakin besar
penurunan titik bekunya.
∆Tf ~
m Untuk larutan nonelektrolit berlaku persamaan :
∆Tf =
Kf . m
ΔTf
= penurunan titik beku
Kf = tetapan penurunan titik beku zat pelarut
m = molal larutanUntuk larutan elektrolit berlaku persamaan :
Kf = tetapan penurunan titik beku zat pelarut
m = molal larutanUntuk larutan elektrolit berlaku persamaan :
∆Tf =
Kf . m . i = Kf . m . [ 1 + (n – 1) α
]
i = faktor Van’t Hoff
i = faktor Van’t Hoff
B. Hipotesis
Titik
beku larutan urea akan lebih rendah dari pada air suling, hal ini
dikarenakan di air suling tidak ada penambahan zat terlarut, sedangkan di
larutan urea ada penambahan zat terlarut. Sehingga
larutan urea mengalami proses pembekuan yang lebih lama.
BAB
III
METODE
PENGAMATAN
I.
Variable-Variable Percobaan :
· Variable
kontrol : Volume air suling
Volume
larutan urea
Volume
larutan NaCl
· Variable
bebas : Molalitas larutan urea
Molalitas larutan
NaCl
· Variable
terikat : Titik beku larutan urea
Titik
beku larutan NaCl
II. Alat dan Bahan
1.
Thermometer
2.
Tabung reaksi
3.
Gelas kimia plastik
4. Batang
pengaduk kaca
5.
Sendok makan
6. Es batudan garam dapur kasar (untuk campuran
pendingin)
7.
Air suling
8.
Larutan urea 1 molal dan 2
molal
9. Larutan
NaCl 1 molal dan 2 molal
III. Cara Kerja
1.
Masukkan butiran-butiran kecil es ke dalam
gelas kimia sampai kira-kira tiga
perempatnya.
2.
Tambahkan 8 sendok garam dapur, kemudian aduk dengan
sendok tersebut.
3.
Isi tabung reaksi
dengan air suling, kira-kira setinggi 4 cm / 2 / 3cm.
4. Masukkan tabung reaksi
tersebut ke dalam gelas kimia yang berisi campuran pendinginan.
5.
Aduk campuran pendingin.
6. Masukkan batang pengaduk
kedalam tabung reaksi dan gerakkan pengaduk itu turun naik dalam air sampai air
tabung reaksi membeku seluruhnya.
7.
Keluarkan tabung
reaksi dari campuran pendingin dan biarkan es dalam tabung reaksi meleleh
sebagian.
8.
Ganti pengaduk dengan thermometet
9. Dengan hati-hati. Aduklah campuran dalam
tabung reaksi denganthermoeter secara turun naik.
Bacalah thermometer dan catat temperaturnya.
Ulangi langkah 3 sampai langkah 10 dengan menggunakan larutan
urea1molal dan 2 molal serta larutan NaCl 1 molal dan 2 molal, sebagai
pengganti air. (Jika es dalam gelas kimia sudah banyak yang mencair, buat lagi
campuran pendingin seperti di atas)
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Titik
beku air : 0o C
NO.
|
Larutan
|
Selisih
Titik Beku Air dengan Titik Beku Laruatan.
|
||
Zat
terlarut
|
kemolalan
|
Titik
beku
(oC)
|
||
1.
2.
3.
4.
|
Urea
Urea
NaCl
NaCl
|
1
molal
2
molal
1
molal
2
molal
|
-2oC
-7oC
-3,5oC
-7oC
|
0oC-(-2oC)=
2oC
0oC-(-7oC)=
7oC
0oC-(-3,5oC)=
3,5oC
0oC-(-7oC)=
7oC
|
PEMBAHASAN
Dari
tabel pengamatan, tampak bahwa NaCl dan urea dengan m = 2 molal mengalami
penurunan titik beku lebih besar daripada m = 1 molal. Karena titik beku tergantung
pada konsentrasi atau jumlah partikel zat terlarut dalam larutan. Semakin besar
konsentrasi larutan, maka semakin besar penurunan titik bekunya.
Pada
kemolalan yang sama, NaCl mengalami penurunan titik beku lebih besar daripada
urea karena NaCl merupakan larutan elektrolit sedangkan urea merupakan larutan
nonelektrolit. NaCl akan terurai menjadi dua ion yakni Na+ dan
Cl- sehingga konsentrasi partikelnya menjadi dua kali semula.
Artinya, jumlah ion yang mengalami reaksi memengaruhi penurunan titik beku.
Pada
larutan elektrolit, yaitu larutan NaCl mempunyai titik beku larutan lebih
rendah daripada larutan non elektrolit (urea) karena pada NaCl dapat
dionisasikan (terdiri atas 2 ion) sedangkan non elektrolit tidak dapat
dionisasikan.
Faktor-faktor
yang memengaruhi titik beku larutan yaitu konsentrasi larutan, Semakin
besar konsentrasi larutan, maka semakin besar penurunan titik bekunya. Jumlah
ion yang bereaksi, Semakin banyak jumlah ion yang mengalami reaksi,
maka penurunan titik beku semakin besar. Artinya, larutan elektrolit mengalami
penurunan titik beku yang lebih besar dibanding larutan nonelektrolit
Dari
percobaan diatas dapat kami ambil kesimpulan bahwa titik beku larutan
adalah Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak
bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel
dalam larutan. Oleh karena itu, penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
Titik beku larutan elektrolit lebih rendah daripada larutan nonelektrolit
karena larutan elektrolit dapat terionisasi sedangkan larutan noneektrolit
tidak dapat terionisasi. Semakin tinggih konsentrasi larutan maka semakin
rendah titik bekunya. Dan Faktor-faktor yang memengaruhi titik beku
larutan yaitu konsentrasi larutan, Semakin besar konsentrasi
larutan, maka semakin besar penurunan titik bekunya. Jumlah ion yang
bereaksi, Semakin banyak jumlah ion yang mengalami reaksi, maka
penurunan titik beku semakin besar. Artinya, larutan elektrolit mengalami
penurunan titik beku yang lebih besar dibanding larutan nonelektrolit
PERTANYAAN
1.
Apa fungsi
garam dapur yang terdapat dalam campuran pendingin ?
2.
Bagaimana
pengaruh konsentrasi terhadap titik beku larutan dan penurunan titik bekunya ?
PEMBAHASAN
PERTANYAAN
1.
Garam dapur
berfungsi sebagai stabilisator suhu es, karena garam dapur dapat menghambat
proses pencairan es.
2.
Konsentrasi
berpengaruh terhadap titik beku dan penurunan titik beku hal ini disebabkan
karena semakin banyak konsentrasi yang terkandung maka titik bekunya akan
turun. Larutan NaCl (elektrolit) titik bekunya lebih rendah dibandingkan dengan
Urea (nonelektrolit) karena jumlah partikel zat elektrolit lebih banyak dari
pada zat nonelektrolit.
BAB
VI
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari
praktik ini dapat kami ambil kesimpulan bahwa, Selisih antara titik
beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (Δ Tf = Tfp –
Tfl). Penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut,
tetapi hanya pada konsentarsi partikel dalam larutan. Penurunan titik beku
tergolong sifat koligatif dan larutan elektrolit memiliki titik beku lebih
rendah dibanding larutan nonelektrolit.
B. Saran
Dalam
melakukan kegiatan penelitian/percobaan ini sebaiknya memerlukan kecermatan
yang tinggi dengan tujuan untuk menganalisis semua kemungkinan yang dapat
terjadi selama proses penelitian penurunan titik beku larutan. Karena, jika
tidak cermat dalam melakukan langkah kerja maka tidak menutup kemungkinan hasil
yang di capai kurang maksimal dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Purba,
Michael. 2007. Kimia untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Eddy. 2011. DUNIA BIOLOGI DAN
KIMIA SMA: Mengukur Titik Beku Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit.
Tersedia secara online : http://eddy-smansa.blogspot.com/2011/03/mengukur-titik-beku-larutan-elektrolit.html
Suhendar, Aang. 2008. Tersedia secara
online : http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Aang%20Suhendar_060928_/Penurunan%20Titik%20beku.html
Wikipedia. Tersedia
secara online : id.wikipedia.org/wiki/Sifat_koligatif_larutan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar